Sabtu, 29 Oktober 2011

perceraian

yuhuuu! lama nggak ngeblog, dan sekarang aku mau ngebahas perceraian.
pas aku lg bikin tattoo, ada seorang temen (cewe) nanyain aku, "papa-mamamu dimana Nggar?" dengan santai aku jawab "udah pisah,"
dia kaget, dan selanjutnya obrolan terus nyambung. ternyata dia seorang janda, dan dia takut kalo anaknya nanyain masalah perceraiannya nanti, karena si anak sekarang udah mulai belajar ngomong dan bakal banyak tanya (anaknya umur 1taun skrg).
perceraian itu sebenernya sah-sah aja, asal alasannya logis dan bisa dipertanggungjawabkan.
misalnya: mati, KDRT, perselingkuhan. selain itu, nggak ada sih menurutku.
Kenapa kalo pasangan kita mati, kita bisa cerai?
Kita manusia, makhluk sosial. Nggak mungkin hidup kita isi sendirian. Semua orang normal butuh pendamping hidup, butuh nafkah lahir-batin. Butuh ngentot. Kecuali mungkin Marylin Manson ya, dia kan bisa blowjob tititnya sendiri #apasih
Kenapa kalo KDRT terjadi, kita bisa cerai?
Menurutku bukan boleh, tp harus! Kenapa? Karena nggak ada namanya rumahtangga itu diisi sama pukul-memukul, caci maki dan ketidaknyamanan satu sama lain. Kalo emang nyakitin, ngapain dipertahanin? Ngapain nyiksa diri sendiri?
Kebanyakan yg jd korban adalah wanita. Karena mereka mayoritas nggak bisa maen tangan. Jdnya ya mereka yg dimaenin pake tangan (apa coba? handjob? gubrakkk)
Kebanyakan juga mereka takut buat cerai. Takut anaknya nanyain ini-itu, takut finansial ancur, takut menyandang status janda.
Kenapa harus takut? Kasih anak pengertian yg easy dan jujur. JANGAN PERNAH MEMBOHONGI ANAK dengan jawaban seperti "ayahmu sedang berlayar, nak... nanti dia akan kembali," atau "ayahmu pergi berperang melawan teroris, nak..." tau nggak sih, anak nggak bakal tetep sebesar itu, dia pasti bakal bertambah besar dan bertambah ingin tahu. Mereka bakal sakit hati kalo kita bohong sm mereka. Percaya deh, aku udah pernah ngerasain.
Jawab pertanyaan mereka dgn jujur dan nggak berbelit-belit. Misalnya, "Papa sama Mama udah nggak sama-sama lagi sayang, karena Papa sama Mama udah nggak cocok," atau "Papa sama Mama udah nggak bareng, nak. Mama cariin papa baru ya, kan 'Papa' itu nggak harus Papa kandung,"
jawaban itu memang konyol dan agak ekstrim, tp si anak bakal ngerti nantinya. Pelan-pelan dia bakal bisa nerima apa yg terjadi pd orangtuanya, menerima tanpa ada rasa broken atau kecewa.
Satu lagi, jgn takut menyandang status janda atau duda.
Mindset masyarakat tentang janda atau duda memang nggak begitu bagus. Mungkin, alasannya karena janda atau duda sudah 'bekas'. Tapi jaman sekarang gitu ya, 2011, anak SMP yang masih unyu-unyu dan belum nikahpun bisa aja sudah 'bekas'! Lawan mainstream! Tunjukkan bahwa janda dan duda punya pride! Masih bisa laku, masih bisa melanjutkan hidup, masih bisa berbahagia setelah perceraian terjadi.
Perceraian itu nggak baik, tp kadang memang perlu, jika kondisi sudah tidak memungkinkan untuk membina sebuah pernikahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar